CACING
KREMI
ENTEROBIUS
VERMICULARIS
OXYURIS
VERMICULARIS
PIN
WORM
Oxyuris
vermicularis merupakan cacing yang sangat luas penyebarannya, hampir diseluruh
dunia bisa dijumpai, tetapi frekuensinya jarang pada orang kulit hitam. Pada
manusia yang merupakan hospes definitifnya, cacing ini menyebabkan penyakit
yang disebut oxyuriasis.
SIKLUS
HIDUP
Cacing dewasa hidup dalam
rongga sekum, colon descenden dan appendix. Pada malam hari cacing betina
mengembara ke daerah anus ( perianal ) untuk meletakkan telur-telurnya. Setelah
beberapa jam ( 4-6 jam ) telur menjadi infektif.
Telur yang
terdapat diperianal dengan perantara tangan/debu tertelan dan menetas menjadi
larva diusus halus, larva masuk ke sekum
dan ileum bagian bawah dan menjadi dewasa ( Auto infection ). Selain cara peroral ( mulut ), oxyuris
vermicularis juga bisa masuk kembali ketubuh manusia melalui anus, dimana telur
yang terdapat di perianal menetas dan larvanya
masuk kembali ke usus melalui anus (
Retro infection ).
MORFOLOGI
Cacing dewasa :
ü Ukuran
jantan : 2-5 mm x 0,1-0,2 mm
ü Ukuran
betina : 8-13 mm x 0,3-0,5 mm
ü Ujung
anterior lebih tumpul dibandingkan ujung posterior yang meruncing.
ü Terdapat
penebalan kutikula ( cephalic alae ) pada ujung anterior.
ü Mulut
simple dengan 3 buah bibir.
ü Ujung
posterior melengkung pada cacing jantan, dengan sebuah spicula, sedangkan pada
cacing betina ujung posterior lurus.
Telur :
·
Bentuk oval asimetris, dengan salah satu
sisinya datar.
·
Ukuran 50-60 um x 20-32 um.
·
Dinding 2 lapis tipis dan transparan, dinding
luar merupakan lapisan albumin bersifat mechanical protection, sedangkan
dinding dalam merupakan lapisan lemak dan bersifat chemical protection.
·
Telur selalu berisi larva.
Gejala klinis :
§ Gejala
tergantung pada lokalisasi cacing atau telurnya.
§ Perlekatan
kepala cacing pada mukosa usus menimbulkan peradangan ringan.
§ Bila
cacing dalam jumlah yang cukup banyak terdapat dalam lumen usus dapat
menimbulkan obstruksi usus.
§ Iritasi
daerah perianal akibat cacing dewasa ataupun larvanya dapat menimbulkan peradangan
dengan gejala “pruritus ani”.
§ Gejala
inipaling sering terasa pada malam hari, yaitu rasa gatal sampai rasa nyeri
disebut dengan “nocturnal itching”
§ Kadang-kadang
pada penderita wanita larva dari daerah perianal dapat melakukan migrasi ke
vagina, sehingga terjadi infeksi pada vagina yang disebut vaginitis.
Diagnosa :
Menemukan
telur pada pemeriksaan perianal swab (cara Scootch tape ).
Telur
jarang ditemukan pada pemeriksaan tinja.
Epidemiologi :
- Penyebaran
melalui : tangan, pakaian dan debu ( udara )
- Tinja
tidak penting untuk penyebaran infeksi.
Posting Komentar