CACING KREMI

Posted Jumat, 18 Mei 2012 by bunga

CACING KREMI
ENTEROBIUS VERMICULARIS
OXYURIS VERMICULARIS
PIN WORM

          Oxyuris vermicularis merupakan cacing yang sangat luas penyebarannya, hampir diseluruh dunia bisa dijumpai, tetapi frekuensinya jarang pada orang kulit hitam. Pada manusia yang merupakan hospes definitifnya, cacing ini menyebabkan penyakit yang disebut oxyuriasis.


SIKLUS HIDUP
Cacing dewasa hidup dalam rongga sekum, colon descenden dan appendix. Pada malam hari cacing betina mengembara ke daerah anus ( perianal ) untuk meletakkan telur-telurnya. Setelah beberapa jam ( 4-6 jam ) telur menjadi infektif.
          Telur yang terdapat diperianal dengan perantara tangan/debu tertelan dan menetas menjadi larva diusus halus, larva masuk ke sekum dan ileum bagian bawah dan menjadi dewasa ( Auto infection ). Selain cara peroral ( mulut ), oxyuris vermicularis juga bisa masuk kembali ketubuh manusia melalui anus, dimana telur yang terdapat di perianal menetas dan larvanya masuk kembali ke usus melalui anus ( Retro infection ).
MORFOLOGI

 
Cacing dewasa :
ü Ukuran jantan : 2-5 mm x 0,1-0,2 mm
ü Ukuran betina : 8-13 mm x 0,3-0,5 mm
ü Ujung anterior lebih tumpul dibandingkan ujung posterior yang meruncing.
ü Terdapat penebalan kutikula ( cephalic alae ) pada ujung anterior.
ü Mulut simple dengan 3 buah bibir.
ü Ujung posterior melengkung pada cacing jantan, dengan sebuah spicula, sedangkan pada cacing betina ujung posterior lurus.

Telur :
·        Bentuk oval asimetris, dengan salah satu sisinya datar.
·        Ukuran 50-60 um x 20-32 um.
·        Dinding 2 lapis tipis dan transparan, dinding luar merupakan lapisan albumin bersifat mechanical protection, sedangkan dinding dalam merupakan lapisan lemak dan bersifat chemical protection.
·        Telur selalu berisi larva.

Gejala klinis :
§  Gejala tergantung pada lokalisasi cacing atau telurnya.
§  Perlekatan kepala cacing pada mukosa usus menimbulkan peradangan ringan.
§  Bila cacing dalam jumlah yang cukup banyak terdapat dalam lumen usus dapat menimbulkan obstruksi usus.
§  Iritasi daerah perianal akibat cacing dewasa ataupun larvanya dapat menimbulkan peradangan dengan gejala “pruritus ani”.
§  Gejala inipaling sering terasa pada malam hari, yaitu rasa gatal sampai rasa nyeri disebut dengan “nocturnal itching”
§  Kadang-kadang pada penderita wanita larva dari daerah perianal dapat melakukan migrasi ke vagina, sehingga terjadi infeksi pada vagina yang disebut vaginitis.

Diagnosa :
                   Menemukan telur pada pemeriksaan perianal swab (cara Scootch tape ).
          Telur jarang ditemukan pada pemeriksaan tinja.

Epidemiologi :
-      Penyebaran melalui : tangan, pakaian dan debu ( udara )
-      Tinja tidak penting untuk penyebaran infeksi.

0 komentar:

Posting Komentar